Kemajuan
teknologi menjadikan kehidupan lebih mudah dan menyenangkan, tapi dampak
negatif kemajuan itu juga tidaklah sedikit. Misalnya polusi yang menyebabkan
kerusakan lingkungan dan pemborosan sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui. Perubahan dan pemanasan iklim global yang saat ini sedang
berlangsung adalah nyata dan ditunjukkan oleh peningkatan suhu rata–rata udara
dan laut dan peningkatan rata–rata permukaan laut di seluruh dunia.
Seminar
Teknology Days dengan tema : “With Technology Save Our Earth With Our
Hand”, 9 Juni 2012, dibuka oleh Pembantu Rektor III Universitas Ahmad
Dahlan, Muchlas, serta didampingi oleh Dekan Fakultas Teknik Industri, Abdul
Fadlil, menyampaikan pesan agar mahasiswa Fakultas Teknik Industri menciptakan
green technology sehingga kampus Universitas Ahmad Dahlan sebagai “Kampus
pencipta hasil karya ilmu dan teknologi”
Memang
tidak dapat dipungkiri bahwa telah terjadi pencemaran dan kerusakan lingkungan
dengan cakupan yang sangat luas, baik yang disebabkan oleh limbah rumah tangga,
limbah industri, sampai dengan gas buang dari alat transportasi yang kita
pergunakan sehari–hari.
Dalam
upaya menciptakan terobosan baru yaitu teknologi yang tidak merusak alam dalam
proses menciptakan energi, yang merupakan integrasi antara teknologi modern dan
ilmu lingkungan dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber daya alam yang tidak
pernah habis, yang disebut dengan Green Technology (teknologi hijau).
Green
technology mengharuskan setiap teknologi atau perangkat apapun dapat lebih
bersahabat dengan manusia, dengan ketentuan dapat didaur ulang, tidak mencemari
atau meracuni lingkungan hidup, terlebih lagi dapat menghemat energi.
Energi
terbarukan (reneweble energy) menjadi pemikiran penting bagi solusi pemenuhan
dua kebutuhan utama energi dalam kehidupan manusia, yaitu listrik dan bahan
bakar. Energi yang berasal dari alam seperti cahaya matahari, angin, tenaga
air, tenaga gelombang dan geothermal, dapat diperbarui secara alamiah. Alam
menyediakan berbagai sumber energi ini dalam jumlah yang sangat besar karena
hampir selalu ada dan siap diolah menjadi sumber energi.
Kementerian
Riset dan Teknologi beserta Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) seperti
BPPT, LIPI, LAPAN dan BATAN telah mengimplementasikan hasil-hasil penelitian
teknologi ramah lingkungan seperti Solar cell dari cahaya matahari, wind power
atau tenaga angin menggunakan kincir, hydropower atau tenaga air yang juga
menggunakan kincir, energi arus laut, dan energi panas bumi (geothermal), dapat
digunakan untuk menghasilkan listrik. Energi mikrodiro di Cidaun Cianjur Jawa
Barat, Biogas oleh LIPI serta mobil listrik(Marlip).
Disamping
itu Kementerian Riset dan Teknologi juga tengah mengembangkan pemanfaatan
energi listrik hibrid dari hasil potensi energi angin dan energi panas matahari
di pantai Pandansimo, Bantul, Yogyakarta.
Terdapat
35 unit turbin angin yang sudah dipasang dengan tinggi rata–rata 18 meter,
terdiri dari 26 turbin angin dengan kapasitas 1 kW, 6 turbin angin 2,5 kW, 2
turbin angin 10 kW, dan satu turbin angin 50 kW. Ditambah 175 unit sel surya
dengan kapasitas 17,5 kWp. Paparan diatas tersebut dijelaskan Asep Supanda
sebagai Kepala Bidang Petarencana Kebijakan Riptek Deputi Bidang Relevansi dan
Produktivitas Iptek Dalam Seminar “Technology days dengan tema “ With
technology save our earth with our hand” yang dilaksanakan oleh Fakultas
Teknik Industri Universitas Ahmad Dahlan Jogyakarta, (ad-1/dep-4/humasristek/humaspuspiptek)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar